Jumat, 09 April 2010

Makan Nasi Kucing

Nasi Kucing Pak Gik Wotgandul SemarangMay 21, 2008 Kategori : By City, Jawa Tengah, Kuliner, Tour & Travel
Anda suka nasi Kucing ? Yah … bagi yang belum mengenal dengan makanan unik ini jangan khawatir, akan dikupas disini. Nasi dengan porsi yang sangat sedikit dan lauk secukupnya yang disajikan dengan dibungkus di Semarang lebih akrab disebut dengan Nasi Kucing atau Sego Kucing. Sementara di Yogyakarta lebih dikenal dengan angkringan dan di Solo lebih dikenal dengan nasi hik, yang konon artinya hidangan istimewa kampung.
Keberadaan warung yang menyajikan Nasi Kucing di Semarang cukup banyak dan dengan mudah dapat ditemukan, sebut saja seperti di Bundaran Simpang Lima, Jl.Pahlawan, Jl.Hayam Wuruk, Jl.Sriwijaya, Jl.Pleburan, Jl.Kertanegara, Jl.Kusumawardani, Jl.Singosari dan masih banyak lagi di tempat lainnya, baik di kawasan Semarang Bawah maupun Semarang Atas. Namun yang cukup terkenal adalah Nasi Kucing Pak Gik yang terletak di Jl.Gajah Mada yang mulai buka tengah malam sekitar pukul 24.00 WIB hingga pagi hari.
Di setiap warung yang menjual Nasi Kucing biasanya menu yang disajikan hampir sama seperti nasi goreng, nasi kuning, nasi rendang, nasi ikan nasi telur, nasi tahu tempe, nasi teri, nasi ayam goreng, nasi ati, nasi tempe kering, nasi babat, nasi bandeng, nasi usus, nasi kepala ayam, nasi rames dan lainnya. Dan untuk menemani menyantap Nasi Kucing biasanya disediakan juga gorengan tempe, gorengan tahu, bakwan, sate usus, sate telur, sate sapi, kerang, tempura, pangsit, dan lain sebagainya. Minuman yang disediakan juga beragam, seperti teh panas, teh anget, kopi, susu, jeruk panas, jeruk anget, wedhang jahe dan sirup.
Kali ini kita mampir di Nasi Kucing Pak Gik … tempat ramai yang dikunjungi orang semarang, terutama bagi yang kebingungan cari makanan pada malam hari. Tapi jangan kuatir dengan masalah tarif, terjangkau sekali… apalagi dengan kantong yang tipis.
Nasi Kucing di Pak Gik paling khas adalah Teh Hangatnya yang kental dan manis. Menyeruput teh panas legi kentel atau nasgitel dengan tatakan atau langsung dari gelasnya pada dini hari di pinggir Kali Semarang memang menyenangkan. Kehangatan wedang teh itu berbaur menjadi satu dengan suasana kali dan tiupan angin dini hari.
“Keributan” tengah malam selalu terjadi di tempat itu karena ratusan penikmat berebut berbagai menu.
Suasana itu bertambah meriah ketika suara kemeriuk pangsit dilahap dengan nasi bungkus aneka lauk. Kerenyahan dan kegurihan pangsit itulah yang mengundang pembeli berebutan mengambil atau minta dibungkuskan.
Suasana itu bisa didapatkan para pencinta kuliner di Kucingan Pak Gik yang terletak di Wotgandul pinggir Kali Semarang sekitar 20 meter dari Jalan Gajah Mada Semarang. Kucingan yang buka pukul 00.00 -07.00 ini dikenal dengan teh panas dan pangsitnya.
Teh nasgitel itu dibuat dalam sebuah ceret aluminium. “Ceret itu diisi dengan satu setengah teh bungkus yang diseduh dengan air panas. Jika warna teh tidak lagi pekat, kami tambah satu bungkus lagi,” kata pemilik Kucingan Pak Gik bernama lengkap Sugi.
Kucingan Pak Gik juga menyediakan berbagai jenis nasi kucing, antara lain nasi gurih, nasi goreng, nasi kuning, nasi rendang ayam, nasi tahu, dan nasi telur. Kalau mau menikmati nasi kucing itu, setiap pembeli cukup membayar Rp 1.000 per bungkus. Sebagai lauknya, aneka gorengan, sate kerang, dan tempura seharga Rp 400, menjadi pelengkap selain pangsit.
Menurut Pak Gik yang mengaku berasal dari Bayat, Kabupaten Klaten, kucingan ini dirintisnya sejak 50 tahun lalu. Awalnya ia menempati pinggir Jalan Gajah Mada. Karena takut kena garukan, dia masuk ke daerah Wotgandul.ang jual.